Pada ternak unggas jika terjadi stress maka kemampuan yang mereka miliki tidak bisa tampak secara maximal olehnya itu kondisi optimal dalam pemeliharaan unggas harus dipertahankan agar dapat mendapatkan hasil produksi yang maximal, untuk lebih jelasnya mari kita menyimak uraian dibawah ini.
Stress
Stress didefinisikan sebagai ketegangan secara fisik atau secara psikologis. Stress pada unggas dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tekanan eksternal seperti nutrisi pakan, perubahan ransum secara tiba-tiba, perubahan air minum, luas kandang, tingkat produksi, jumlah unggas yang dipelihara secara tiba-tiba, perkandangan, pemeliharaan rutin, transportasi, kegaduhan, adanya orang yang tidak dikenal, sakit, kelelahan, manajemen, temperatur dan perubahan cuaca secara tiba-tiba (Ensminger, 1992).
Menurut Kilgour dan
Vitamin C Sebagai Antistress
Vitamin C lebih dikenal sebagai asam askorbat karena sifatnya yang asam dan efektifitasnya dalam pengobatan skurvi. Selanjutnya Padue dan Thaxton (1986), melaporkan bahwa suplementasi vitamin C berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi, mortalitas, dan berpengaruh positif terhadap unggas yang mengalami cekaman lingkungan dan gizi. Sifat asam disebabkan oleh dua hidroksilenoat yaitu hidroksil pada C-3 dan C-2 (Delgado, 1982). Vitamin C merupakan struktur paling sederhana, merupakan senyawa dengan rumus bangun yang menyerupai suatu monosakarida dan dalam kenyataan vitamin C secara biokimia disintesa dari D-glukosa (Brown, 1976). Vitamin C tergolong senyawa yang larut dalam air dan bersifat tidak stabil, serta mudah teroksidasi selama proses pembuatan dan penyimpanan pakan.
Pardue dan Thaxton (1986) menyatakan bahwa vitamin C (asam askorbat) belakangan dikenal sebagai antistress yang baik dan banyak dimanfaatkan pada unggas karena dibutuhkan dalam reaksi hidroksilasi pada sistem syaraf dan medulla adrenal. Vitamin C sebagai kosubstrat dalam hidroksilasi tirosin pada pelepasan norepineprin dan dalam medulla adrenal untuk pelepasan kotekolamin lain yaitu epinefrin. Peranan ini penting untuk fungsi sistem syaraf secara normal dan untuk ketersediaan epinefrin dalam hubungannnya dengan stress (Linder, 1992). Menurut Piliang (2001) suplemen vitamin C dalam jumlah banyak diperlukan jika tubuh dalam kondisi stress karena secara emosional atau cekaman lingkungan, untuk mempertahankan konsentrasi asam askorbat yang normal dalam plasma darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hornig dan Frigg (1979) ayam tidak mempunyai kemampuan lagi untuk mensintesis vitamin C dalam jumlah yang cukup apabila mendapat cekaman panas.
Kadar vitamin C dalam plasma dan hati menurun dengan bertambahnya umur. Pada saat menetas kecepatan sintesis vitamin C pada ginjal ayam masih lambat, tetapi setelah itu akan meningkat beberapa kali lipat sampai umur 20 – 30 hari dan menurun setelah di atas umur 30 – 40 hari (Hornig dan Frigg, 1979).
Penelitian penanggulangan cekaman dengan pemberian vitamin C pada broiler, ayam petelur yang sedang produksi dan ayam hutan hijau telah dilakukan di
No comments:
Post a Comment